Ia, Adalah Tempat Mu Kembali dan
Pergi
Oleh:
Khusnul Khotimah
Kau, mau kembali atau
tidak?
Kau bergairah untuk
beranjak atau hanya sekedar melakukan proses yang tak bermakna di negeri ini?
Wahai kau……
“Mahasiswa
Zaman Now!”
Kalimat
diatas bukan hanya abjad-abjad fiktif belaka, tapi kalimat di atas ialah sebuah
pertanyaan atas peneguhan jati diri sesungguhnya sebagai pemuda Indonesia. Bersediakah
kita membuka kaca mata secara kritis atas realitas saat ini? Kita lihat
permasalah di Indonesia saat ini yang tidak hanya terperosok dalam permasalahan
ekonomi, budaya, politik, namun permasalahan kesatuan negeri ini pun masih
menjadi tranding topik. Kita, yang katanya adalah bangsa yang satu walau dengan
keberagamannya, nyatanya masih menghadapi krisis kebangsaan yang akut. Realitanya
masih banyak kasus yang mengancam
kesatuan negeri ini . Tak perlu jauh-jauh, di dalam dunia perkuliahan saja kita
masih banyak mendapati mahasiswa zaman now
yang lekat dengan sikap intoleransi, diskriminasi, dan egoisme yang berujung
pada pergolakan yang dilatar belakangi kepentingan ideologi golongannya
masing-masing.
Dalam
sekup yang lebih luas kita akan banyak mendapati krisis kebangsaan yang
melibatkan banyak aspek. Masih ingatkah kita akan tragedi kemanusiaan Syiah
Sampang yang masyarakatnya dibunuh, rumahnya dibakar serta diusir dari kampung
halamannya sendiri karena agama yang dianggap sesat oleh masyarakat lain?
Sadarkah kita diskriminasi yang masih terjadi pada kaum etnis Tionghoa di
Indonesia? Serta masih ada permasalahan lama tentang diskriminasi dan
pengucilan terhadap keluarga tertuduh PKI yang sampai sekarang masih belum
terselesaikan, bahkan dari pihak pemerintah sendiri juga belum merealisasikan
penyelesaiannya.
Mahasiswa
yang diberikan amanah pemangku julukan agent
of change haruslah lebih berfikir rasional dan bersikap bijak dalam
menyikapi kehidupan sosialnya yang tak
homogen sehingga tidak sampai menciptakan suatu konflik besar yang mengancam
kehidupan berbangsa. Seharusnya kita memiliki rasa malu jika hari ini masih
saja ribut dengan permasalahan kesatuan dan krisis kebhinekaan. Padalah
sebenarnya kebhinekaan yang murni sudah ada sebelum kemerdekaan Indonesia yang
tercermin pada Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda merupakan investasi keberhasilan
Kemerdekaan Indonesia yang sampai saat ini masih terus diperingati.
Istilah
Sumpah Pemuda baru dimunculkan pertama
kali pada 28 Oktober 1954 ketika Presiden Soekarno beserta Moh.Yamin membacakan
Ikrar Pemuda dalam Kongres Bahasa di Medan. Saat itu semua yang hadir dalam
kongres, terutama Presiden Soekarno serta para wartawan dengan spontan
menyebutnya sebagai Sumpah Pemuda. Sementara pada tanggal 28 Oktober 1928 yang
banyak disebut sebagai tonggak perayaan hari Sumpah Pemuda merupakan ikrar yang
gagasan penyelenggaraannya ialah dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia
(PPI) dari seluruh penjuru Indonesia,
yang dikenal dengan Kongres Pemuda ke dua. Sedangkan Kongres Pemuda pertama dilaksanakan pada tahun 1926
ketika para pemuda Indonesia mulai merumuskan tiga ikrar yang sampai kini kita
kenal sebagai Sumpah Pemuda. Rumusan Sumpah Pemuda ditulis oleh Moehammad Yamin
yang sekaligus sebagai otak dari ikrar tersebut yang didukung oleh para pemuda
dari berbagai daerah.
Kami Poetra dan Poetri Indonesia,
Mengakoe Bertumpah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia
Kami Poetra dan Poetri Indonesia,
Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia
Kami Poetra dan Poetri Indonesia,
Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia
Kita
bisa menghayati tiap kalimat ikrar Sumpah Pemuda ini. Betapa strategi pikiran
dan sikap yang sangat bermakna yang didasari oleh nasionalisme dan rasa cinta
akan persatuan bangsa. Ketika ditengah-tengah suasana yang menekan, memanas dan
genting, para pelaku dalam sejarah Sumpah Pemuda ini mampu mengenyampingkan
kepentingan ideologi masing-masing, mendamaikan perbedaan agama, suku, ras,
bahasa, budaya mereka demi tercapainya kemerdekaan Indonesia yang menjadi
harapan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Dari
sejarah Sumpah Pemuda ini seharusnya kita bisa belajar dan mengamalkan ikrarnya
meski kita tidak ikut serta dalam pencetakan sejarah kala itu. Namun, nyatanya
kita masih sibuk dengan isu SARA yang seharusnya hal-hal seperti ini sudah
tidak pernah ada lagi di negeri kita. Harusnya kita sudah benar-benar memahami
dam mengamalkan prinsip-prinsip Sumpah Pemuda. Inilah yang seharusnya menjadi
jati diri kita sebagai Pemuda Indonesia. Ia, adalah tempat kita kembali untuk
menengoka dan belajar sekaligus titik beranjak kita untuk melangkah maju. Mengingat
Sumpah Pemuda merupakan ekspresi kebhinekaan yang sudah ada sejak pra
kemerdekaan, yang mana perlu kita amalkan dan kita teruskan penjagaannya. Keadaan
yang seperti inilah yang akan menutup konflik-konflik kebangsaan di Indonesia.
Hal yang perlu kita camkan adalah bahwa Indonesia lahir dari keberagaman yang
seharusnya tetap bisa harmonis. Seperti kata Gus Dur bahwa keragaman adalah
keniscayaan akan hukum Tuhan atas ciptaan-Nya.
Sekarang
bagaimana caranya agar kita sebagai pemuda Indonesia terutama mahasiswa untuk
berkembang, berfikiran visioner dan progresif demi kemajuan bangsa. Kita tengok
Negara lain yang pemuda dan mahasiswanya sibuk dengan penemuan-penemuan produk
baru yang menunjang kejayaan bangsanya. Ketika Negara lain ribut mencari cara
untuk ke Mars (NASA: Pendobrak satelit pemantau planet) dan sibuk dengan
perkembangan-perkembangan di berbagai bidang untuk kejayaan dan menciptakan
solusi dari krisis serius negerinya. Bukan malah melepas kesatuan bangsa dan
ter-auto fokus pada pencapaian
akademik, tapi harusnya kita benar-benar menjaga jangan sampai ada konflik kebhinekaann
lagi, sembari beranjak fokus menatap masa depan bangsa yang lebih jaya. Sebagai
pemuda yang berevolusi pada kemodernan untuk perkembangan bangsa di desah zaman
yang semakin maju dan penuh persainangan antar negara tanpa melupakan sejarah.
Sikap bijak diperlukan untuk menjaga kesucian dan persatuan bangsa yang dicapai
dengan penuh pengorbanan para pendahulu negeri.
“Wahai kau, mahasiswa
Zaman Now
Setelah kau kembali pada sejarah mu
Bersedikah kau untuk beranjak pergi menuju
proses dan perjuangan demi bangsa mu yang lebih maju?
Tunjukkan darah juang mu sebagai mahasiswa yang
dinantikan seluruh lapisan penghuni negeri
mu”.
Karena itulah Jati Diri Mu di Negeri Tercinta
Ini….
Penulis adalah anggota PMII Rayon Al-Biruni
Daftar Rujukan
Nisrina,
Abu. 2014. Kronologi Tragedi Kemanusiaan Syiah Sampang (online) (Satuislam.org/humaniora/kronologi-tragedi-kemanusiaan-syiah-sampang/)
Anggraeni,
Pipit. 2017. Sederet Fakta Tentang Sumpah Pemuda, Kids Zaman Now Wajib Tahu!
(online) (http://malangtoday.net/malang-raya/fakta-sumpah-kids-zaman-now/)
Tanpa
nama. 2015. Sejarah Sumpah Pemuda Singkat Lengkap (online)
(sejarahrakyat.blogspot.co.id/2015/08/sejarah-sumpah-pemuda-singkat-lengkap.html?m=1)
1 Komentar
Therefore, a typical CNC workshop involves multiple machine performing totally different operations. CNC turning is one other methodology commonly used for relatively easy parts with rotational symmetry. This is a batch-based process that tumbles vibrating media to remove sharp edges and burrs on CNC parts. Machined parts are left with seen device marks and probably sharp edges and burrs, which may be removed upon request. It provides a singular mixture of wear and tear|of damage} and corrosion resistance, low surface friction, excessive impact power, excessive chemical resistance, and doesn't take in moisture. High-strength engineering high precision machining plastic used lots of} commercial merchandise.
BalasHapus